BPJS Gak Bisa Lindungi Semua Penyakit? Haruskah Kamu Punya Asuransi Swasta Juga?
Kamu pasti udah sering dengar soal BPJS Kesehatan, kan? Program asuransi kesehatan dari pemerintah ini emang bikin hidup lebih tenang. Apalagi buat kamu yang pengen akses layanan medis dengan biaya minimal, BPJS selalu jadi andalan. Tapi, ada satu hal yang sering bikin bingung: apakah BPJS benar-benar bisa menanggung semua jenis penyakit?
Belakangan ini, ada kabar yang bilang kalau BPJS gak sepenuhnya bisa melindungi kamu dari risiko kesehatan. Katanya, ada beberapa penyakit yang gak masuk cakupan manfaat BPJS sesuai aturan yang tertulis di Perpres Nomor 59 Tahun 2024. Hal ini jadi bikin banyak orang berpikir buat nyiapin cadangan, alias punya asuransi kesehatan swasta juga. Tapi, apakah ini beneran solusi yang tepat? Atau malah bikin pusing?
Yuk, kita bahas lebih dalam. Artikel ini bakal bantu kamu memahami apa aja yang sebenarnya dicover BPJS, kenapa ada pengecualian, dan apakah asuransi swasta benar-benar worth it buat kamu. Santai aja, kita kupas tuntas dengan gaya obrolan santai biar gampang dicerna.
BPJS Gak Cover Semua Penyakit, Kok Bisa?
Kamu tahu gak, ternyata gak semua penyakit bisa dicover sama BPJS Kesehatan. Sesuai Perpres Nomor 59 Tahun 2024, ada 21 jenis penyakit yang gak masuk daftar perlindungan. Contohnya kayak gangguan kesehatan akibat kebiasaan buruk, seperti kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang. Jadi, kalau kamu misalnya butuh rehab gara-gara kebanyakan minum alkohol, jangan kaget kalau itu gak bakal ditanggung BPJS.
Berikut daftar 21 penyakit yang tidak ditanggung BPJS sesuai Perpres Nomor 59 Tahun 2024 dalam Pasal 52:
- Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat.
- Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja atau menjadi tanggungan pemberi kerja.
- Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai hak kelas rawat peserta.
- Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
- Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik.
- Pelayanan untuk mengatasi infertilitas.
- Pelayanan meratakan gigi atau ortodonsi.
- Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol.
- Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.
- Pengobatan komplementer, alternatif, dan tradisional, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan.
- Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan atau eksperimen.
- Alat dan obat kontrasepsi, serta kosmetik.
- Perbekalan kesehatan rumah tangga.
- Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah.
- Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah.
- Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dalam rangka bakti sosial.
- Pelayanan kesehatan akibat tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Pelayanan tertentu yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
- Pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.
- Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.
Nah, ini nih yang bikin heboh. Banyak orang salah paham dan mikir kalau BPJS jadi gak “seampuh” yang dibayangkan. Tapi coba pikir lagi, ini sebenarnya masuk akal kok. Kenapa? Karena penyakit-penyakit kayak gini biasanya dianggap sebagai tanggung jawab pribadi. Lagipula, bukan cuma BPJS yang punya aturan kayak gini. Asuransi kesehatan swasta juga gak bakal mau nanggung biaya untuk kasus yang serupa.
Selain itu, ada juga penyakit langka atau kondisi medis tertentu yang butuh perawatan super mahal. Ini juga kadang-kadang gak masuk cakupan BPJS. Misalnya, transplantasi organ yang gak darurat. Kalau kamu lihat, hal ini juga berlaku di asuransi swasta. Jadi sebenarnya, aturan ini bukan sesuatu yang “cuma ada di BPJS”.
Asuransi Swasta: Solusi atau Beban?
Kalau BPJS gak cover semua penyakit, apakah itu berarti kamu harus buru-buru daftar asuransi swasta? Jawabannya gak selalu. Emang, asuransi swasta bisa jadi solusi buat nambah perlindungan kesehatan kamu. Tapi, asuransi ini juga punya syarat dan ketentuan yang kadang bikin ribet.
Misalnya, kamu gak bisa daftar kalau udah ada penyakit bawaan alias pre-existing condition. Jadi, kalau kamu udah punya diabetes, hipertensi, atau penyakit kronis lainnya, asuransi swasta biasanya bakal nolak permohonan kamu. Kalaupun diterima, premi yang harus kamu bayar pasti lebih mahal. Jadi, kalau kamu mikir asuransi swasta bakal selalu jadi solusi, itu gak sepenuhnya benar.
Selain itu, klaim di asuransi swasta juga seringkali lebih rumit dibanding BPJS. Kamu harus ngumpulin segudang dokumen buat buktiin kalau pengeluaran medis kamu valid. Kalau ada satu aja yang gak sesuai, siap-siap aja klaim kamu ditolak. Ini beda banget sama BPJS yang prosesnya lebih sederhana, meskipun kadang harus sabar antri. Jadi, sebelum kamu mikir buat ambil asuransi swasta, coba pertimbangkan dulu semua plus-minusnya. Jangan sampai malah bikin stres tambahan.
Jadi, Kenapa BPJS Gak Tanggung Semua?
Alasan utama kenapa BPJS gak bisa nanggung semua jenis penyakit sebenarnya sederhana: keterbatasan dana. Kamu pasti tahu, iuran BPJS itu murah banget dibanding asuransi swasta. Karena biayanya minim, ya otomatis ada batasan juga buat cakupan layanannya. Kalau semua penyakit ditanggung tanpa kecuali, bisa-bisa program ini gak sustainable alias bangkrut.
Lagipula, pemerintah juga punya prioritas. Fokus utama BPJS adalah memastikan layanan kesehatan dasar bisa diakses sama semua orang. Jadi, mereka lebih memprioritaskan penyakit-penyakit yang emang punya dampak besar secara sosial, seperti TBC, malaria, atau kanker yang bisa dicegah dengan deteksi dini. Sementara itu, penyakit yang dianggap bisa dihindari dengan gaya hidup sehat gak masuk prioritas.
Tapi, jangan salah sangka. BPJS tetap berusaha jadi “penyelamat” buat masyarakat. Contohnya, meskipun gak semua jenis metode operasi ditanggung, beberapa kasus darurat tetap bisa dicover. Jadi, jangan langsung mikir negatif soal BPJS, ya. Mereka juga punya keterbatasan, tapi bukan berarti gak peduli.
Apakah Asuransi Swasta Lebih Baik?
Sekarang, mari kita ngomongin soal asuransi swasta. Banyak orang bilang kalau asuransi swasta lebih fleksibel dan menawarkan perlindungan yang lebih luas dibanding BPJS. Tapi, apakah itu benar? Jawabannya tergantung.
Kalau kamu sehat dan belum punya penyakit bawaan, asuransi swasta emang bisa jadi pilihan yang bagus. Kamu bisa dapet manfaat tambahan, seperti rawat inap di kamar VIP atau akses ke rumah sakit internasional. Tapi kalau kamu udah punya riwayat penyakit tertentu, asuransi swasta mungkin gak seindah yang dibayangkan.
Selain itu, premi asuransi swasta juga gak murah. Untuk perlindungan yang lengkap, kamu harus siap bayar ratusan ribu hingga jutaan rupiah per bulan. Ini jelas jauh lebih mahal dibanding iuran BPJS. Jadi, sebelum kamu memutuskan buat daftar, pastikan dulu kondisi keuangan kamu stabil. Jangan sampai kamu bayar premi mahal-mahal, tapi akhirnya malah bingung bayar kebutuhan lain.
Kesimpulan Sementara
Jadi, apakah kamu harus punya asuransi swasta selain BPJS? Jawabannya tergantung kebutuhan dan kondisi kamu. Kalau kamu merasa perlindungan BPJS udah cukup dan kamu gak punya risiko penyakit yang tinggi, mungkin kamu gak perlu repot daftar asuransi swasta. Tapi kalau kamu pengen perlindungan ekstra dan siap bayar lebih, gak ada salahnya coba pertimbangkan asuransi swasta.
Ingat, gak ada solusi yang 100% sempurna. Baik BPJS maupun asuransi swasta punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang penting, pastikan kamu paham dulu apa yang kamu butuhkan sebelum ambil keputusan.
Selanjutnya, kita bakal bahas lebih dalam tentang tips memilih asuransi swasta yang cocok buat kamu.
Gimana Cara Pilih Asuransi Swasta yang Cocok Buat Kamu?
Oke, kalau kamu mulai kepikiran buat punya asuransi swasta selain BPJS, langkah pertama adalah pilih yang paling sesuai sama kebutuhan kamu. Tapi jangan asal pilih, ya. Asuransi itu kayak relationship, kalau salah pilih malah bisa nyusahin di kemudian hari. Jadi, gimana caranya biar kamu gak salah langkah?
Pertama, cari tahu dulu apa kebutuhan kamu. Kalau kamu cuma pengen perlindungan tambahan buat rawat inap, gak perlu pilih paket asuransi yang super lengkap dengan premi selangit. Pilih yang manfaatnya sesuai aja. Tapi kalau kamu sering bepergian atau punya risiko tinggi kena penyakit tertentu, mungkin kamu butuh asuransi dengan cakupan yang lebih luas, termasuk perlindungan di luar negeri.
Kedua, perhatikan syarat dan ketentuannya. Asuransi swasta itu punya banyak aturan yang kadang bikin bingung, jadi kamu harus baca detailnya. Misalnya, apakah asuransi itu cover penyakit bawaan? Berapa lama masa tunggu (waiting period) sebelum kamu bisa klaim? Jangan sampai kamu daftar asuransi sekarang, tapi ternyata gak bisa klaim buat kebutuhan medis yang mendesak.
Ketiga, bandingin beberapa asuransi sekaligus. Jangan terpaku sama satu brand aja. Coba cari tahu perusahaan asuransi mana yang punya reputasi bagus, proses klaim yang mudah, dan manfaat paling lengkap sesuai budget kamu. Banyak kok, platform online yang bisa bantu kamu bandingin asuransi tanpa ribet.
Gimana Kalau Budget Terbatas?
Kalau kamu ngerasa premi asuransi swasta terlalu mahal, jangan langsung minder. Kamu bisa mulai dengan asuransi mikro atau asuransi kesehatan dengan premi rendah. Biasanya, manfaatnya gak selengkap asuransi premium, tapi lumayan buat ngasih perlindungan tambahan di luar BPJS.
Contohnya, ada beberapa asuransi yang fokus di rawat inap aja dengan biaya premi mulai dari puluhan ribu per bulan. Ini cocok banget buat kamu yang pengen proteksi minimal tanpa harus ngos-ngosan bayar tiap bulan.
Tapi ingat, meskipun premi rendah, kamu tetap harus baca syaratnya dengan teliti. Jangan sampai ada biaya tersembunyi atau klaim yang ternyata ribet. Jangan malas buat tanya detail ke agen asuransi atau cari review dari orang lain yang udah pakai.
Maksimalkan Manfaat BPJS Kesehatan
Sekarang, gimana cara biar BPJS Kesehatan kamu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin? Karena, jujur aja, BPJS ini sebenarnya udah cukup banget buat kebutuhan kesehatan dasar kalau kamu tau cara pakainya.
Yang pertama, pastikan kamu selalu bayar iuran tepat waktu. Kalau kamu sampai nunggak, keaktifan BPJS kamu bakal terhenti, dan itu bisa bikin ribet kalau sewaktu-waktu butuh layanan kesehatan. Lagi pula, iurannya kan relatif murah, jadi jangan sampai kelewat ya.
Yang kedua, pahami sistem rujukan BPJS. Kalau sakit, kamu harus ke faskes tingkat pertama dulu (biasanya puskesmas atau klinik). Dari situ, baru deh bisa dapat rujukan ke rumah sakit kalau memang perlu. Banyak orang salah paham soal ini dan langsung ke rumah sakit besar, terus kaget karena gak dicover BPJS.
Terakhir, manfaatkan program promotif dan preventif dari BPJS. Banyak lho layanan gratis kayak cek kesehatan, imunisasi, dan screening penyakit yang sering diadakan. Ini penting banget buat deteksi dini sebelum sakit jadi lebih serius.
Apakah Perlu Punya Keduanya?
Nah, pertanyaan besar yang sering muncul: apakah kamu harus punya BPJS sekaligus asuransi swasta? Jawabannya, balik lagi ke kondisi dan kebutuhan kamu. Kalau kamu punya dana lebih dan pengen perlindungan ekstra, punya keduanya bisa jadi pilihan yang bijak.
BPJS itu lebih cocok buat kebutuhan kesehatan dasar dan penyakit yang umum, sedangkan asuransi swasta bisa jadi tambahan buat situasi yang lebih spesifik, seperti rawat inap di kamar premium atau pengobatan di luar negeri. Dengan kombinasi ini, kamu bisa lebih tenang kalau ada hal-hal yang gak terduga.
Tapi, kalau budget kamu terbatas, fokus aja dulu ke BPJS. Program ini udah cukup banget buat melindungi kamu dari risiko kesehatan dasar. Yang penting, pastikan kamu ngerti aturan mainnya dan gak nunggak iuran.
Investasi Kesehatan Itu Penting
Intinya, baik BPJS maupun asuransi swasta, semuanya adalah bentuk investasi buat kesehatan kamu di masa depan. Jangan pernah anggap enteng soal kesehatan, karena biaya berobat itu bisa bikin pusing tujuh keliling kalau gak ada persiapan.
Mulai sekarang, coba deh cek lagi kondisi keuangan kamu dan pikirkan langkah yang paling pas. Ingat, gak ada solusi yang benar-benar sempurna. Yang penting, kamu tahu apa yang kamu butuhkan dan bisa bikin keputusan yang paling sesuai.
Jadi, udah siap belum buat ngatur strategi perlindungan kesehatan kamu? Kalau masih bingung, jangan ragu buat cari tahu lebih banyak atau konsultasi langsung ke ahli asuransi. Karena kesehatan kamu adalah prioritas nomor satu.
Anda dapat membaca artikel seputar BPJS Kesehatan lainnya di sini :
- Benarkah Ada 144 Penyakit yang Gak Bisa Dirujuk ke Rumah Sakit BPJS? Yuk, Cari Tahu Kebenarannya!
- Sudah Pakai BPJS Tapi Kok Ditolak di UGD? Yuk Pahami Aturan BPJS Biar Nggak Salah Paham
- Kartu BPJS PBI Kamu Tiba-tiba Nggak Aktif? Yuk, Cari Solusinya!
- Rencana Penyakit Akibat Rokok Nggak Ditanggung BPJS: Apa Rasanya Kalau Tiba-Tiba Kesehatanmu Gak Diurus Lagi?
- Apakah MCU Ditanggung BPJS Kesehatan? Yuk Kita Kupas Tuntas!
Posting Komentar untuk "BPJS Gak Bisa Lindungi Semua Penyakit? Haruskah Kamu Punya Asuransi Swasta Juga?"