Lupus Sama BPJS, Mereka Temenan Nggak Sih?
Kamu pernah nggak sih ngerasa badan capek terus, pegal linu tanpa alasan, atau tiba-tiba kulitmu sensi banget sama matahari? Nah, bisa jadi itu gejala Lupus. Penyakit ini emang tricky banget karena gejalanya mirip banyak penyakit lain. Ada yang kena Lupus tapi dikira cuma masuk angin atau alergi biasa. Padahal, kalau dibiarkan, Lupus bisa bikin organ tubuh kena dampaknya.
Nah, kalau ngomongin penyakit, pasti nggak jauh-jauh dari urusan duit buat periksa dokter, beli obat, atau bahkan rawat inap. Tenang, buat kamu yang pejuang Lupus (atau sekadar kepo), BPJS bisa banget bantu meringankan beban finansial. Tapi, pertanyaannya: BPJS sama Lupus ini temenan akrab atau malah kayak temen yang suka ghosting? Bisa diandalkan atau malah bikin pusing?
Kita bakal bahas satu per satu mulai dari pemeriksaan, obat-obatan, sampai urusan rawat jalan dan rawat inap. Jadi, siapin camilan dulu, biar nggak tegang pas baca pengalaman seru (dan kadang ngeselin) soal BPJS dan Lupus ini.
Periksa Lupus Pakai BPJS, Bisa?
Kalau kamu curiga kena Lupus, hal pertama yang harus dilakukan adalah periksa ke dokter. Tapi, nggak bisa langsung asal datang ke rumah sakit gede, ya. BPJS punya jalurnya sendiri. Jadi, biasanya kamu harus mulai dari Faskes tingkat pertama dulu, kayak puskesmas atau klinik BPJS. Di situ, dokter bakal ngecek gejala yang kamu alami.
Masalahnya, nggak semua dokter di Faskes pertama paham soal Lupus. Kadang mereka malah ngira kamu cuma kurang istirahat atau stres doang. Makanya, kalau udah bolak-balik ke Faskes tapi nggak dikasih rujukan ke spesialis, jangan ragu buat konsultasi lebih lanjut atau bahkan cari Faskes lain yang lebih ngerti soal penyakit autoimun.
Kalau kamu beruntung (atau lebih tepatnya, dokter di Faskes pertamamu cukup peka), kamu bakal dapat rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam atau reumatologi di rumah sakit yang kerja sama sama BPJS. Nah, di sini baru deh mulai pemeriksaan lebih lanjut, kayak cek darah ANA (Anti-Nuclear Antibody) buat tahu ada nggak tanda-tanda autoimun dalam tubuhmu. Tes ini penting banget karena hasilnya bisa jadi salah satu penentu kamu benar-benar kena Lupus atau nggak.
Obat Lupus: Dapat dari BPJS atau Harus Rogoh Kantong Sendiri?
Kalau hasil pemeriksaan nunjukin kamu memang kena Lupus, siap-siap deh buat pertemanan panjang sama obat-obatan. Lupus itu penyakit autoimun yang nggak bisa sembuh total, jadi kamu bakal butuh obat dalam jangka waktu lama, mungkin seumur hidup. Nah, pertanyaannya: BPJS nanggung obatnya atau nggak?
Jawabannya: iya, tapi ada tapinya. Beberapa obat dasar buat Lupus memang ditanggung BPJS, misalnya hidroksiklorokuin (Plaquenil), steroid kayak prednison, dan obat imunosupresan tertentu kayak azathioprine. Tapi kalau dokter kasih obat yang lebih "mahal" atau yang nggak masuk daftar BPJS, kamu harus siap bayar sendiri.
Masalah lain yang sering dialami pejuang Lupus adalah stok obat di apotek rumah sakit. Kadang, meskipun obatnya gratis dari BPJS, bisa aja lagi kosong. Nah, kalau udah gini, pilihannya cuma dua: nunggu stoknya ada lagi (yang nggak jelas kapan) atau beli sendiri di apotek luar. Jadi, meskipun BPJS ngebantu banget, tetap ada kemungkinan kamu harus keluar duit buat obat tertentu.
Selain itu, karena Lupus bisa menyerang organ tubuh lain, kadang kamu juga butuh obat tambahan buat ginjal, jantung, atau persendian. Obat-obat ini juga nggak selalu ditanggung BPJS. Makanya, banyak pejuang Lupus yang tetap harus sedia budget ekstra buat keperluan obat yang nggak bisa diklaim BPJS.
Rawat Jalan Lupus: Ngantri Panjang, Tapi Worth It?
Setelah diagnosa dan obat-obatan, hal berikutnya yang bakal kamu hadapi adalah rawat jalan. Lupus itu penyakit yang butuh kontrol rutin ke dokter spesialis, biasanya tiap satu atau dua bulan sekali. Nah, gimana rasanya kontrol pakai BPJS?
Jawabannya: tergantung rumah sakitnya. Ada rumah sakit yang antriannya masih manusiawi, tapi ada juga yang bikin kamu harus datang subuh buat ambil nomor antrean. Kadang, yang bikin kesel bukan cuma antriannya, tapi juga prosedur administrasi yang berlapis-lapis. Mulai dari ambil nomor, daftar ulang, nunggu dokter, nunggu obat di apotek, bisa makan waktu seharian.
Tapi, kalau dibandingin sama bayar biaya konsultasi dokter spesialis tanpa BPJS, ya tetap worth it. Biaya dokter spesialis itu nggak murah, dan kalau kamu harus kontrol rutin seumur hidup, bisa kebayang kan berapa duit yang harus keluar? Makanya, meskipun ribet, banyak pejuang Lupus yang tetap sabar ngurus BPJS karena manfaatnya besar banget buat jangka panjang.
Selain itu, karena Lupus ini penyakit autoimun yang bisa bikin badan gampang drop, sering juga dokter kasih tambahan pemeriksaan kayak cek darah rutin buat mantau kondisi tubuh. Nah, kalau pakai BPJS, pemeriksaan ini bisa gratis, asalkan sesuai dengan indikasi medis yang diajukan dokter. Jadi, meskipun butuh usaha ekstra buat ngurus ini itu, tetap lebih ringan dibanding harus bayar sendiri tiap bulan.
Rawat Inap Lupus: Bisa Gratis atau Malah Bikin Stress?
Oke, kita lanjut ke topik yang lebih serius: gimana kalau pejuang Lupus harus rawat inap? Lupus itu penyakit yang bisa tiba-tiba "ngamuk," misalnya menyerang ginjal (Lupus Nefritis), jantung, paru-paru, atau bikin tubuh jadi super lemah karena flare. Kalau udah begini, seringnya kamu nggak punya pilihan selain masuk rumah sakit. Nah, pertanyaannya: BPJS nanggung biaya rawat inap atau enggak?
Jawabannya: nanggung! Tapiii… (ya, selalu ada tapinya) prosedurnya lumayan ribet. Pertama, kamu harus pastikan kalau rumah sakit yang kamu datangi kerja sama sama BPJS. Kalau kamu masuk IGD rumah sakit yang nggak ada kerja sama BPJS, siap-siap bayar sendiri atau urus administrasi ribet buat pindah rumah sakit.
Begitu masuk IGD, dokter bakal menentukan apakah kamu benar-benar butuh rawat inap atau nggak. Kadang, walaupun kamu udah lemes banget, dokter tetap harus lihat dulu hasil lab dan kondisi fisik sebelum bikin keputusan. Kalau memang harus rawat inap, kamu bakal dimasukkan ke ruang perawatan sesuai kelas BPJS yang kamu punya.
Masalah yang sering muncul di sini adalah soal ketersediaan kamar. Kadang, kamar kelas 3 penuh dan kamu ditawari naik kelas ke kamar yang lebih mahal. Kalau kamu setuju naik kelas, kamu harus bayar selisihnya. Tapi kalau nggak mau bayar lebih, biasanya kamu harus nunggu sampai ada kamar kosong. Jadi, ada momen-momen di mana pasien BPJS harus rela nunggu di IGD lebih lama atau bahkan dirujuk ke rumah sakit lain kalau tempatnya penuh.
Meskipun BPJS bisa menanggung banyak biaya rawat inap, ada beberapa hal yang mungkin tetap harus keluar duit, misalnya kalau dokter kasih obat atau prosedur yang nggak masuk dalam daftar BPJS. Jadi, selalu tanyain ke dokter atau perawat, apakah ada biaya tambahan yang harus ditanggung sendiri atau nggak.
Prosedur BPJS yang Bikin Kepala Pusing (Tapi Bisa Diakalin)
Nah, ini bagian yang bikin banyak pejuang Lupus (dan pasien BPJS lainnya) gregetan: prosedur administrasi yang ribet. Mulai dari surat rujukan yang harus diperbarui berkala, antrean panjang di rumah sakit, sampai aturan-aturan yang kadang berubah tanpa pemberitahuan jelas.
Salah satu hal yang paling sering bikin pusing adalah masa berlaku rujukan dari Faskes pertama. Biasanya, rujukan ini berlaku selama 3 bulan, tapi kalau ada perubahan kebijakan, bisa aja lebih singkat. Jadi, kalau kamu rutin kontrol ke dokter spesialis, jangan lupa cek masa berlaku rujukan biar nggak tiba-tiba ditolak pas daftar di rumah sakit.
Terus, kalau kamu harus dirujuk ke rumah sakit lain buat tindakan tertentu, prosesnya bisa lebih panjang lagi. Misalnya, kalau rumah sakit tempat kamu biasa kontrol nggak punya fasilitas tertentu, mereka bakal kasih surat rujukan ke rumah sakit yang lebih besar. Proses ini bisa makan waktu, dan kalau kamu dalam kondisi darurat, ini bisa jadi masalah besar.
Tapi, tenang! Ada beberapa trik yang bisa bikin urusan BPJS lebih lancar. Pertama, rajin update info soal kebijakan BPJS, karena kadang aturan berubah tanpa banyak yang tahu. Kedua, kalau bisa, datang lebih pagi buat ambil antrean, terutama di rumah sakit besar yang selalu rame. Ketiga, selalu bawa dokumen lengkap, termasuk fotokopi KTP, kartu BPJS, dan surat rujukan, biar nggak bolak-balik cuma buat ngurus administrasi.
Kesimpulan: BPJS dan Lupus, Akur atau Musuhan?
Jadi, setelah semua pembahasan ini, BPJS dan Lupus itu temenan akrab atau musuhan? Jawabannya: temenan, tapi kadang ngeselin. BPJS emang bisa bantu banget buat pemeriksaan, obat, rawat jalan, dan rawat inap, tapi kamu harus sabar dan siap ngadepin prosedur yang kadang ribet.
Kalau kamu pejuang Lupus dan punya BPJS, jangan ragu buat manfaatin fasilitasnya sebaik mungkin. Meskipun ada tantangan di sana-sini, tetap jauh lebih meringankan dibanding harus bayar semua biaya sendiri. Yang penting, kamu harus sabar, teliti, dan selalu siap buat urus administrasi biar nggak ada kendala saat butuh layanan kesehatan.
Jadi, kesimpulannya: BPJS dan Lupus emang bisa temenan, tapi kamu harus jadi "teman yang pintar" biar nggak kesusahan di tengah jalan. Tetap semangat, ya!
Posting Komentar untuk "Lupus Sama BPJS, Mereka Temenan Nggak Sih?"