Autoimun Itu Serius, Bukan Cuma Overthinking Aja

Autoimun Itu Serius, Bukan Cuma Overthinking Aja

“Pernah nggak sih kamu ngerasa capek banget, kayak udah nggak ada tenaga, terus tiba-tiba ada yang bilang, ‘Ah, itu mah kamu overthinking aja, kebanyakan mikir!’ Padahal sebenarnya tubuhmu lagi kasih sinyal kalau ada yang nggak beres?”

Masalah autoimun itu sering banget dianggap sepele karena nggak keliatan seperti luka fisik. Kalau orang lihat kamu lagi susah jalan karena nyeri sendi atau tiba-tiba rambut rontok parah, komentar pertama pasti, “Jangan kebanyakan stres, tuh!” Kayak semua masalah tubuh bisa diselesaikan dengan pikiran positif aja. Tapi, kenyataannya autoimun itu jauh lebih kompleks. Kadang, bukan cuma tubuh yang sakit, tapi mental juga ikut kena karena nggak didengerin.

Overthinking emang bisa bikin badan kerasa capek, tapi beda lho sama gejala autoimun. Yang punya autoimun biasanya ngalamin sesuatu yang lebih dari sekedar kecemasan atau pikiran negatif. Misalnya, nyeri sendi yang nggak hilang-hilang, kulit yang tiba-tiba merah-merah, atau demam yang datang tanpa sebab jelas. Jadi, kalau kamu sering ngerasain hal-hal aneh di tubuhmu, jangan buru-buru nyalahin diri sendiri karena dianggap ‘kebanyakan mikir’.

Overthinking Itu Berat, Tapi Autoimun Lebih Berat Lagi

Overthinking emang jadi momok bagi anak muda zaman sekarang. Otak kita kayak mesin yang nggak pernah mati, muter terus buat mikirin semua hal, dari hal sepele kayak ‘Hari ini makan apa?’ sampai yang bikin kepala pusing, ‘Hidup gue ini mau dibawa ke mana?’ Tapi kalau setiap rasa capek atau sakit badan dikaitin sama overthinking, ini malah jadi jebakan. Kamu jadi ngerasa semua salahmu sendiri, padahal ada faktor biologis yang nggak bisa kamu kendalikan.

Di sinilah autoimun muncul sebagai masalah yang sering salah dimengerti. Banyak orang dengan autoimun dapet komentar kayak, “Ah, itu mah gara-gara kamu stres terus. Coba lebih santai aja!” Padahal, autoimun itu bukan cuma soal pikiran. Itu soal sistem imun tubuh yang malah ‘berkhianat’ dan nyerang sel-sel sehat di tubuhmu sendiri. Jadi, walaupun kamu udah rutin yoga atau staycation buat ngurangin stres, kalau autoimunmu lagi aktif, ya tubuhmu tetap bisa ambruk.

Masalahnya, komentar-komentar kayak gitu malah bikin yang ngalamin autoimun ngerasa makin buruk. Mereka jadi mikir, “Apa bener ini salah gue? Apa gue terlalu lemah buat ngadepin hidup?” Padahal, yang dibutuhin mereka bukan penghakiman, tapi dukungan buat ngerti kondisi tubuh mereka yang sebenarnya.

Kenapa Autoimun Itu Nggak Boleh Dianggap Enteng?

Bayangin ini: tubuhmu itu kayak tentara yang tugasnya jaga benteng dari serangan musuh (virus atau bakteri). Nah, kalau kamu punya autoimun, tentara itu malah salah target dan nyerang benteng sendiri. Hasilnya? Organ tubuh yang sehat malah kena dampaknya. Ini bisa terjadi di kulit, sendi, sampai organ penting kayak jantung atau ginjal.

Overthinking emang bisa jadi pemicu autoimun flare-up alias kondisi makin parah, tapi itu bukan penyebab utama. Jadi, kalau ada yang bilang, “Jangan overthinking, nanti bikin autoimun makin parah,” itu setengah benar. Maksudnya, iya, stres memang bisa bikin gejala lebih buruk, tapi penyakit ini tetap ada walaupun kamu lagi happy-happy aja.

Gejala autoimun itu macem-macem. Kadang kamu bisa ngerasa fine-fine aja hari ini, terus besok tiba-tiba badan remuk kayak abis maraton. Belum lagi kalau ada gejala kayak rambut rontok segenggam, kulit merah-merah, atau ngilu sendi yang bikin nggak bisa jalan. Itu semua bukan hal yang bisa diselesaikan dengan self-love doang.

Self-Diagnosis Itu Bahaya

Hal yang sering terjadi adalah banyak orang mengira mereka tahu segalanya tentang kesehatan dari internet. Overthinking sering jadi kambing hitam, dan orang langsung mikir, “Ah, ini pasti gara-gara mental health gue nggak stabil.” Padahal, gejala autoimun sering mirip banget sama hal-hal lain, kayak kelelahan biasa atau kecemasan.

Kalau kamu ngerasa ada yang nggak beres dengan tubuhmu, jangan sok tahu dengan nyari solusi di TikTok atau Google aja. Langsung aja konsultasi ke dokter. Diagnosis yang tepat itu penting banget karena ada lebih dari 80 jenis autoimun, dan masing-masing butuh penanganan yang beda-beda. Jangan tunggu sampai gejalanya makin parah baru panik.

Ngerti nggak sih, tubuh kita ini kayak alarm. Kalau ada gejala yang terus muncul berulang, itu tandanya tubuh minta perhatian lebih. Jangan cuekin alarm itu cuma karena ada yang bilang, “Ah, kamu cuma overthinking.” Dengarkan tubuhmu, karena kamu yang paling tahu rasanya.

Dukungan Itu Penting

Kalau kamu kenal seseorang dengan autoimun, stop kasih komentar nggak penting kayak, “Coba jangan stres deh.” Kalimat kayak gitu nggak bantu sama sekali. Lebih baik bilang, “Ada yang bisa aku bantu?” atau sekadar dengerin keluh kesah mereka tanpa nge-judge.

Punya autoimun itu berat banget, apalagi kalau ditambah dengan stigma dari orang sekitar. Kadang, dukungan emosional sederhana bisa jadi hal paling berarti buat mereka. Jangan lupa, autoimun itu perjalanan panjang yang butuh kesabaran dan pengertian, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Jangan Diam, Jangan Pasrah

Buat kamu yang lagi berjuang dengan autoimun, ingat satu hal: ini bukan salahmu. Penyakit ini terjadi bukan karena kamu kurang kuat atau terlalu banyak mikir. Jangan biarkan komentar orang yang nggak paham bikin kamu ngerasa kecil.

Autoimun itu serius, tapi kamu juga lebih kuat dari yang kamu kira. Jangan ragu buat cari bantuan profesional, belajar tentang kondisimu, dan jaga kesehatan mentalmu juga. Overthinking mungkin bikin gejala makin berat, tapi langkah-langkah kecil buat memahami dan menerima kondisi tubuhmu bisa bikin perbedaan besar.

Jadi, yuk, mulai sekarang, stop nganggep autoimun itu cuma masalah overthinking. Ini bukan cuma soal pikiran, tapi soal bagaimana tubuh kita berjuang setiap hari. Dengarkan tubuhmu, cari dukungan, dan jangan pernah ragu buat prioritaskan kesehatanmu. Kamu layak buat merasa lebih baik.

PasienSehat
PasienSehat Hai, saya pasien biasa yang suka nulis blog buat berbagi dan belajar bareng. Lewat tulisan ini, saya berharap kita bisa saling mendukung, bertukar ide, dan tumbuh bersama.

Posting Komentar untuk "Autoimun Itu Serius, Bukan Cuma Overthinking Aja"